Minggu, 29 Mei 2011

Dunia Baruku

Add caption

Seminggu ini sedang malas bepergian. Hanya ingin di rumah bermesraan dengan si Purple. Terkadang mojok. Mengamati barisan kalimat dan menumpahkan kalimat pada si Purple. Termangu dalam diam yang panjang. Tak ingin ada suara lain selain deru kendaraan yang tak mungkin di hentikan karena rumah saya di sisi jalan raya. Terkadang di selingi aktivitas memasak dan ngojek antar jemput sekolah. Jika barisan kalimat sudah menari-nari dalam benak, tak jarang menjemput anak-anak jadi diulur. Khawatir menguap. Begitulah, jika daya ingat sudah mulai melemah.

Alhamdulillah ada asisten yang rajin dan inisiatifnya tak perlu diragukan atau diasah. Pekerjaan rumah sudah ditangani asisten.  Saya hanya memasak dan menyelesaikan pekerjaan mencuci piring, karena asisten tidak menginap.  Hobi komentator di facebook berkurang. Menikmati kenarsisan juga melemah. Sedang tidak ingin dikenal atau diketahui orang bagaimana penampakan saya.  Sedang menikmati jadi pengamat.

Empat hari lalu, tanggal 25 Mei jam 15:39, seorang kawan mengirimkan pesan lewat ponsel saya. Isinya, "Artikel Mimay dibaca lebih dari 100 pembaca (artikel kedua saya, Jangan Sepelekan Memasak, dimuat di fimadani.com tanggal 25. Mei jam 07:30). Jazakillah ya mi, dah bantu dongkrak statistik fimadani.  Kalo Mimay jadi kontributor (fimadani) tetap gimana?." Surprise! Tawaran yang buat saya disergap oleh berbagai rasa. Gembira dengan berita kenaikan statistik fimadani. Terharu, hingga menggenanglah air mata simpanan saya. Bersyukur, Allah hidupkan kembali rasa percaya diri saya yang sempat terhempas. Saya temukan lagi potensi yang terpendam. Heran dengan kenekatan teman yang berani  memberi tawaran luar biasa kepada saya, orang yang baru saja memulai belajar menulis.

Alhamdulillah artikel yang dimuat tidak banyak editan. 100% tulisan saya. Membuat rasa percaya diri dan keyakinan juga semangat kian menjulang. Biasanya peletakkan tanda baca masih ada yang salah tempat. Saya masih suka bingung memberi judul supaya menimbulkan rasa penasaran pembaca hingga membuatnya tertarik untuk membaca.

Saya sempat ragu apakah menerima atau menolak tawaran menjadi kontributor tetap. Akhirnya, bismillaah...saya terima tawaran tersebut, karena waktu menyerahkan satu artikel dalam seminggu atau dua minggu, Insya Allah waktu yang sangat cukup. Semoga selalu Allah hadirkan ide-ide cemerlang di benak saya, sehingga saya tak pernah mati ide. Saat-saat kehabisan kata pun semakin berkurang. Amiin..

Jika sebelumnya anak-anak dan suami sempat protes atas kebiasaan saya berfacebook ria dengan ponsel, sekarang tak terdengar lagi suara protes mereka. Meskipun siang malam di depan si Purple. Mereka turut gembira setiap kali artikel saya dimuat. Si sulung malah sempat menangis ketika membaca artikel pertama saya, Empati Seorang Anak.

Alhamdulillah..bertambah lagi aktivitas yang bermanfaat. Semoga waktu yang sedikit ini bisa menjadi jembatan bagi saya meniti jalan surga. Amiin...Ya Allah amiin..

2 komentar:

  1. kadang2 "pemaksaan" itulah yang akan membuat kita berkembang

    BalasHapus
  2. pantes jarang nongol di fb.., asyik dengan dunia barunya ternyata..

    BalasHapus