Selasa, 14 Juni 2011

Menikmati Keterjebakan

Beberapa hari lalu, Rabu 8 Juni, kira-kira jam 09.45, saya terjebak dalam kamar mandi selama kurang lebih setengah jam. Saya hanya seorang diri di rumah. Lupa jika pegangan pintunya rusak. Dengan semangat dan sedikit tergesa-gesa, saya tutup pintu agak cepat. Jebrettt! Pintu pun tertutup rapat. Saya masih belum ingat jika pintu tidak bisa dibuka dari dalam. Benar-benar hilang ingatan.

Selesai mandi, baru tersadar. Laah...aku terjebak?! Hadeueeeh...gimana dong keluarnya? Coba bawa hp seperti biasanya. Karena bukan saat ‘ngebom’, ya hp nggak saya bawa. Tuing-tuing... Tengok kanan kiri, adakah alat yang bisa dipakai untuk mencongkel? Gayanya ingin jadi Mc Gyver, tokoh jagoan di film serial tivi jaman baheula yang banyak akal itu. Hihi.. Tapi nihil.


Hmmmm....mulai panik. Mulai sesak napas. Baru juga beberapa menit sebelumnya asma meninggalkan saya. Masak si...pingsan di kamar mandi? Masih mendinglah masih bisa bangun. Lah, kalau mati di kamar mandi? Secara, saya punya asma, dan sedang sering kambuh cukup parah. Duuuh..masak mati dalam kamar mandi? Nggak indah banget. Dimana khusnul khatimahnya? Ogah! Nggak mau mati di dalam kamar mandi. Ogah banget! Lupa, kalau Allah sudah berkehendak, mana ada yang bisa melawan atau menentang? Allah geto lhoh! Maha Kuasa.

Tenang...tenang... Mencoba menenangkan diri. Nggak boleh panik. Enjoy.. Akhirnya berhasil tenang dan sesak pun reda. Apa perlu saya teriak minta tolong? Nanti yang datang laki-laki, dobrak pintu kamar mandi, lihat saya, lalu  setan tiba-tiba lewat, saya diapa-apain? Waduh..nggak deh! Untunglah saya terjebak di kamar mandi luar, yang berjendela dan berlubang, yang di sebelah kamar mandi adalah gang, jadi bisa minta tolong orang yang lewat. Bukan di kamar mandi dalam kamar tidur saya, yang rapat, hanya ada lubang yang tembus ke atap, yang pastinya lebih sulit meminta bantuan.

Badan saya mulai disergap hawa dingin. Musuh asma saya. Sembari terus berdzikir dalam hati dan terus berpikir positif, bahwa Allah akan segera mengeluarkan saya, saya naik bak mandi dan mengintip dari celah jendela. Menanti dan  melihat siapa yang lewat. Masih mencoba menikmati keterjebakan dalam kamar mandi, terus berharap anak tetangga lewat. Lupa, jika saat itu jam sekolah. Atau tetangga perempuan yang lewat. Di rumah sebelah ada tukang sedang bekerja. Setiap kali saya teriak memanggil nama tetangga, bunyi pukulan palu  si tukang tak terdengar. Membuat was-was, kawatir si tukang mendengar saya terjebak dalam kamar mandi dan masuk rumah.


Alhamdulillah, Hasbi, putera tetangga lewat. Ibunya sedang pergi, jadi saya memintanya memanggilkan tetangga yang rumahnya tepat di sebelah rumah saya. Horreeee..! Akhirnya saya terbebas, ketika saya mulai bisa menikmati terjebak dalam kamar mandi. Pfffiuuuh...pengalaman cukup seru! Cukuplah sudah kali itu saja merasakan  terjebak dalam ruang sempit. Gimana yang phobia ruang sempit ya? Untunglah saya bisa mengontrol diri, sehingga segera terbebas dari kepanikan  yang bisa berakibat fatal. Allah Maha Segalanya. Jika bukan dari dan karena Allah, manalah ada materi tentang sabar dan tawakal yang diajarkanNya dalam kamar mandi. Subhanallah.. Terbukti lagi, bahwa berpikir positif akan melahirkan tindakan dan buah yang positif. Bahwa, dalam hidup yang ramai dengan pernak pernik ini, harus pandai mengendalikan rasa dan ingin, agar dapat berpikir tenang dan jernih, agar tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar